SEMARANGTERKINI.COM – Lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa sejak dimulainya konflik Suriah 2011 lalu, 22 ribu anak telah menjadi korban.
Dikutip dari CNN Indonesia, Selasa 16 Maret 2021, termasuk dengan 22 ribu korban anak-anak tersebut, SOHR mencatat 117.388 warga sipil telah menjadi korban tewas. Secara keseluruhan, SOHR mencatat ada 388.652 orang tewas di Suriah akibat konflik, militer maupun sipil.
Konflik dan perang saudara di Suriah melibatkan banyak kekuatan, baik dari dalam maupun luar Suriah.
Rezim Presiden Bashar al-Assad dibantu oleh Iran dan Rusia. Sementara, Turki, Amerika Serikat, serta beberapa negara Arab membantu pemberontak dari faksi yang berbeda-beda. Para pemberontak ini berusaha menggulingkan Bashar al-Assad.
Menurut SOHR, semua pihak bertanggungjawab atas semua kematian dan konflik yang ada di Suriah. Namun, lembaga hak asasi manusia berbasis di London itu menyebutkan rezim Bashar al-Assad dan sekutunya lebih bertanggungjawab atas kematian sebagian besar warga sipil.
Saat ini, dengan bantuan Rusia, rezim pemerintah sudah menguasai 60 persen wilayah Suriah. Bantuan dari pesawat-pesawat Rusia membantu pasukan Bashar al-Assad meraih kemenangan di beberapa wilayah.
Sementara, Idlib yang merupakan kantong pemberontak terakhir masih bertahan, dengan sokongan Turki. Kemudian, bagian timur laut Suriah dikuasai pemberontak Kurdi, dengan bantuan Amerika Serikat. (mg1/bpc)